10 ROKET ANTARIKSA TERBESAR DI DUNIA

Monday, January 7, 2013 | comments

Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Roket ini juga berisi bahan bakar roket padat atau bahan bakar cair kimiawi yang saling bergabung untuk memberikan dorongan besar sehingga dapat melepaskan diri dari gravitasi bumi hampir 11km/sec.

Roket tidak hanya digunakan untuk tujuan militer tapi juga untuk ilmu pengetahuan, komunikasi dan bahkan digunakan bagi manusia untuk mendarat di Bulan. kemajuan teknologi di berbagai belahan dunia begitu juga bervariasi ukuran roket.


SATURN V
blog-apa-aja.blogspot.com 

Saturn V merupakan roket terbesar di dunia dan paling bertenaga yang pernah dibangun dalam sejarah umat manusia. Ini adalah roket yang memungkinkan bagi manusia untuk mendarat di Bulan. Saturn V tingginya hampir 363 kaki setinggi gedung 40 lantai


N-1
blog-apa-aja.blogspot.com 

N1 adalah roket yang cukup bertenaga dan roket terbesar yang dikembangkan oleh soviet untuk mengirim orang ke Bulan. Namun semua roket tersebut telah hancur selama penerbangan uji coba mereka. N1 panjangnya sekitar 344,5 meter.


ARES-1
blog-apa-aja.blogspot.com 

Ares-1 adalah roket lain yang dirancang AS yang saat ini sedang dalam pembangunan. Setelah pensiun dari shuttle, Ares akan menjadi transportasi manusia untuk pergi ruang angkasa dan bahkan ke Bulan lagi. Ares-1 memiliki panjang 310 kaki dan didukung oleh satu mesin roket padat selama lepas landas


DELTA IV
blog-apa-aja.blogspot.com 

Delta IV adalah roket yang dirancang AS dengan tujuan untuk penggunaan militer dan komersial. Roket ini memiliki ketinggian 206 meter


ATLAS V
blog-apa-aja.blogspot.com 

Atlas V adalah roket buatan Amerika Serikat yang dirancang untuk membawa beban berat untuk diangkut ke orbit Bumi. Roket ini memiliki ketinggian 195 kaki dan memiliki total angkat dari massa 333.298 kg

ARIANE 5
blog-apa-aja.blogspot.com

Uji terbang pertama Ariane 5 yang gagal pada bulan Juni 1996, dengan perusakan diri selama 37 detik setelah diluncurkan karena kerusakan pada software kontrol, yang tak diragukan lagi salah satu bug komputer paling mahal dalam sejarah. Roket ini memiliki ketinggian 193 kaki


SPACE SHUTTLE
blog-apa-aja.blogspot.com 

Sekarang tiba disini dengan mesin canggih, yaitu pesawat ulang alik. Dibuat di USA, Pesawat Ulang Alik sedang digunakan untuk pengiriman kargo dengan ukuran sedang ke orbit dan dioperasikan oleh tujuh awak laki-laki. Space Shuttle memiliki tinggi sepanjangi 184 kaki


H-IIB ROCKET
blog-apa-aja.blogspot.com 

H-IIB adalah roket berbahan bakar cair buatan Jepang yang menyediakan sistem peluncuran untuk tujuan utama peluncuran H-II Transfer Vehicle (HTV) terhadap Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ini memiliki ketinggian 56m

FALCON 9


Falcon 9 adalah dua-tahap dapat digunakan untuk orbit; oksigen cair dan minyak roket bertenaga meluncurkan kendaraan yang diproduksi oleh SpaceX. Roket ini masih di dalam pengembangan dan akan diluncurkan pada akhir 2009. Roket ini memiliki ketinggian 178 kaki


PROTON
blog-apa-aja.blogspot.com 

Proton pertama diluncurkan pada tahun 1965 dan sistem peluncuran masih digunakan pada 2009, yang menjadikannya salah satu dari para pendukung paling sukses berat dalam sejarah luar angkasa. Ini memiliki ketinggian 53m

Tambahan!
Roket Terbesar Buatan Indonesia


RX-420 
blog-apa-aja.blogspot.com 

Indonesia sukses melakukan uji coba terbang roket RX-420, Kamis, 2 Juli kemarin. Roket dengan jarak tempuh 101 kilometer dan dapat mencapai ketinggian 53 kilometer itu merupakan roket terbesar yang pernah diuji. *pengen nangis bacanya, tapi jelek-jelek gitu harus bangga juga.. setidaknya masih punya dari pada gak sama sekali*

10 Satelit Antariksa Tertua Milik Indonesia yang Mengorbit Diatas Bumi

| comments

1. Satelit Palapa A1 (1976) Satelit pertama di Indonesia




Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia. Nama ini diambil dari “Sumpah Palapa”, yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334.

Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83° BT. Satelit pertama dari 2 satelit itu bertipe HS-333 dan bermassa 574 kg.

Kemudian 4 satelit dari seri kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe Hughes HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa B2R.



2. Sateli Palapa A2 (1977)





Palapa A2 adalah satelit komunikasi milik Indonesia dan dioperasikan oleh Perumtel. Palapa A2 diluncurkan pada tanggal 10 Maret 1977 dengan roket Delta 2914 dan beroperasi di orbit 77 BT sejak tanggal 11 Maret 1977 hingga bulan Januari 1988, 4 tahun melewati masa operasional yang direncanakan.


Program satelit Palapa A dimulai saat Pemerintah Indonesia memberikan 2 kontrak terpisah pada Boeing Satellite Systems (dahulu dikenal dengan Hughes Space and Communication Inc.) dari Amerika Serikat untuk menyediakan 2 satelit (Palapa A1 dan A2), sebuah stasiun kontrol utama untuk kedua satelit tersebut dan 9 stasiun bumi. Pembangunan 10 stasiun tersebut diselesaikan dalam waktu 17 bulan, salah satu yang tercepat bagi Boeing. Pada kontrak terpisah, dibangun total 30 stasiun bumi lainnya untuk dioperasikan oleh Perumtel. Nama Palapa sendiri dipilih oleh Presiden Suharto pada bulan Juli 1975. Satelit Palapa A2 dimaksudkan sebagai cadangan dan siap untuk dioperasikan apabila Palapa A1 mengalami kegagalan, atau jika permintaan pasar tidak dapat lagi diakomodasi oleh Palapa A1.



3. Sateli Palapa B2P (1987)




Satelit Palapa B2P adalah satelit yang mengitari orbit geosynchronous dan bergerak dari barat ke timur dengan kecepatan yang sama dengan rotasi Bumi. Satelit ini terletak pada ketinggian 36.000km diatas khatulistiwa pada lokasi 113°BT dan dikendalikan oleh stasiun yang terletak di Bumi tepatnya di daerah Cibinong. Satelit Palapa merupakan satelit relay bagi stasiun bumi yang selanjutnya memancarkan kembali siaran ke televisi dengan transponder Palapa yang bekerja pada jarak 6 gigahertz dengan kekuatan pancar 10 watt.

Satelit Palapa B2P yang sesungguhnya dibuat untuk keperluan domestik serta ditujukan untuk disewakan ke mancanegara ternyata mampu menjaring bisnis yang sangat baik, dan karenanya Palapa B2P menjadi satelit rebutan. Para penyelenggara penyiaran (CNN, ESPN) menggunakan Palapa B2P, sehingga masyarakat yang berada dalam area cakupan Palapa B4 dapat menerima program-progam mereka.



4. Sateli Palapa C1 (1996)




Satelit Palapa C1 adalah satelit komunikasi pertama dalam generasi Palapa C yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C1 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada tanggal 31 Januari 1996 di Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral (LC-36B) AS, menggunakan roket Atlas 2AS. Satelit ini dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa B4 pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT dengan rentang operasi selama 7 tahun. Namun setelah terjadi kegagalan pengisian battery pada tanggal 24 November 1998 akhirnya Palapa C1 dinyatakan tidak layak beroperasi dan digantikan oleh Palapa C2.



5. Satelit Palapa C2 (1996)




Satelit Palapa C2 adalah satelit komunikasi kedua dalam generasi Palapa C yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C2 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada tanggal 15 Mei 1996 di Kourou, Guyana Perancis (Ko ELA-2), menggunakan roket Ariane-44L H10-3. Satelit ini beroperasi pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT di ketinggian 36.000 km di atas permukaan bumi. Operasional satelit ini berpindah tangan ke PT. Indosat Tbk. akibat penggabungan Satelindo dengan Indosat. Demi memberi tempat bagi Satelit Palapa D, rencananya orbit satelit ini dipindah ke 105,5° BT.



6. Satelit TELKOM-2 (2005)




Telkom-2 adalah satelit yang diluncurkan Telkom ke angkasa untuk menggantikan satelit Palapa B4. Satelit ini dibawa ke angkasa dengan menggunakan roket Ariane 5 dari Kourou di Guyana Perancis pada tanggal 16 November 2005.

Telkom-2 memiliki umur operasi selama 15 tahun dan bernilai sekitar 170 juta dolar AS. Sekitar 70 persen kapasitas transponder Telkom-2 akan disewakan kepada pihak luar.

Dari 30 persen kapasitas yang akan digunakan sendiri oleh Telkom, satelit buatan Orbital Sciences Corporation ini diharapkan akan mendukung sistem komunikasi transmisi backbone yang meliputi layanan telekomunikasi sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung internasional (SLI), internet, dan jaringan komunikasi untuk kepentingan militer.

Satelit ini akan beredar di orbit 118° BT dengan kapasitas 24 transponder C-band dan berbobot 1.975 kg. Daya jangkaunya mencapai seluruh ASEAN, India dan Guam.



7. Satelit INASAT-1 (2006) Satelit Pertama buatan Indonesia




INASAT-1 adalah Nano Hexagonal Satelit yang dibuat dan didesain sendiri oleh Indonesia untuk pertama kalinya. INASAT-1 merupakan satelit metodologi penginderaan untuk memotret cuaca buatan LAPAN.

Selain itu INASAT-1 adalah satelit Nano alias satelit yang menggunakan komponen elektronik berukuran kecil, dengan berat sekitar 10-15 kg. Satelit itu dirancang dengan misi untuk mengumpulkan data yang berhubungan erat dengan data lingkungan (berupa fluks magnet didefinisikan sebagai muatan ilmiah) maupun housekeeping yang digunakan untuk mempelajari dinamika gerak serta penampilan sistem satelit.

Adapun satelit itu dirancang bersama oleh PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), khususnya Pusat Teknologi Elektronika (Pustek) Dirgantara. Berbekal nota kesepakatan antara LAPAN, Dirgantara Indonesia, serta dukungan dana dari Riset Unggulan Kemandirian Kedirgantaraan 2003, maka dimulailah rancangan satelit Nano dengan nama Inasat-1 (Indonesia Nano Satelit-1).

Dari segi dinamika gerak akan diketahui melalui pemasangan sensor gyrorate tiga sumbu, sehingga dalam perjalanannya akan diketahui bagaimana perilaku geraknya. Penelitian dinamika gerak ini menjadi hal yang menarik untuk satelit-satelit ukuran Nano yang terbang dengan ketinggian antara 600-800 km.



8. Satelit LAPAN-TUBSAT (2007) Satelit Mikro Pertama di Indonesia.



LAPAN-TUBSAT adalah sebuah satelit mikro yang dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan Universitas Teknik Berlin (Technische Universität Berlin; TU Berlin). Wahana ini dirancang berdasarkan satelit lain bernama DLR-TUBSAT, namun juga menyertakan sensor bintang yang baru. Satelit LAPAN-TUBSAT yang berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45 x 45 x 27 sentimeter ini akan digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir, menyimpan dan meneruskan pesan komunikasi di wilayah Indonesia, serta untuk misi komunikasi bergerak.

LAPAN-TUBSAT membawa sebuah kamera beresolusi tinggi dengan daya pisah 5 meter dan lebar sapuan 3,5 kilometer di permukaan Bumi pada ketinggian orbit 630 kilometer serta sebuah kamera resolusi rendah berdaya pisah 200 meter dan lebar sapuan 81 kilometer.

Manuver attitude ini dilakukan dengan menggunakan attitude control system yang terdiri atas 3 reaction wheel, 3 gyro, 2 sun sensor, 3 magnetic coil dan sebuah star sensor untuk navigasi satelit. Komponen-komponen inilah yang membedakannya dengan satelit mikro lain yang hanya mengandalkan sistem stabilisasi semi pasif gradien gravitasi dan magneto torquer, sehingga sensornya hanya mengarah vertikal ke bawah.

Sebagai satelit pengamatan, satelit ini dapat digunakan untuk melakukan pemantauan langsung kebakaran hutan, gunung meletus, tanah longsor dan kecelakaan kapal maupun pesawat. Tapi pengamatan banjir akan sulit dilakukan karena kamera tidak bisa menembus awan tebal yang biasanya menyertai kejadian banjir.



9. Indostar II / Cakrawarta II (2009)



Indostar II atau Cakrawarta II adalah satelit yang diluncurkan oleh PT Media Citra Indostar (MCI) yang mengelola dan mengoperasionalisasi satelit Indovision. Satelit ini diluncurkan dengan menggunakan roket peluncur Proton Breeze milik Rusia dan lepas landas melalui Baikonur Cosmodome di Kazahkstan. Peluncuran satelit Indostar II ini telah berlangsung pada tanggal 16 Mei 2009.



10. Satelit Palapa D (2009)



Satelit Palapa D (kode internasional = 2009-046A) adalah satelit komunikasi Indonesia yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Indosat Tbk dan diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2009 pukul 16:28 WIB di Xichang Satellite Launch Center (XSLC) menggunakan roket Long March (Chang Zheng) 3B. Satelit ini dibuat oleh Thales Alenia Space, Perancis, dan dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa C2 pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT yang akan selesai masa operasionalnya pada tahun 2011.

Test Akurasi Antena Full Motion Penjejak Satelit LEO (Low Earth Orbit)

Friday, January 4, 2013 | comments

Satelit mikro dan jenis satelit remote sensing yang menjadi target pengembangan teknologi satelit berikutnya oleh LAPAN ini mengorbit pada orbit LEO (Low Earth Orbit) dengan ketinggian antara 500 – 1000 km dari permukaan bumi. Satelit yang berada pada ketinggian ini akan memiliki kecepatan edar terhadap bumi yang sangat cepat. Misalnya untuk satelit LAPAN-TUBSAT yang berada pada ketinggian 630 km, maka akan mempunyai kecepatan edar mengelilingi bumi sebesar 7544,96 meter/detik. Dengan kecepatan edar yang sangat cepat ini, maka dibutuhkan stasiun bumi kendali dengan kemampuan tracking dan harus memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Untuk mendapatkan pergerakan antena yang baik hingga diperoleh tingkat akurasi tracking yang tinggi, maka semua ini sangat berhubungan dengan kemampuan motor penggerak antena dalam mengarahkan antena mengikuti pergerakan satelit tersebut menggunakan sistem program track/autotrack.




Kendali gerak dalam sistem elektronik, berarti bahwa kemampuan untuk mengendalikan pergerakan objek secara akurat berdasarkan pada faktor kecepatan, beban, inersia juga jarak atau kombinasi dari beberapa faktor tersebut. Beberapa jenis sistem kendali gerakan yang dikenal adalah Stepper Motor, Linear Step Motor, DC Brush, Brushless, Servo, Brushless Servo dll. Dalam rancangan motor pengerak antena ini menggunakan motor stepper yang memiliki beberapa keunggulan dibanding sistem motor penggerak lainnya. Keuntungan utama sistem motor ini karena tidak memiliki brush atau tidak adanya kontak antara rotor dan stator sehingga lebih mudah penanganan kendali dan juga perawatannya. Secara umum motor stepper ini merupakan perangkat elektromagnetik yang mengaplikasikan magnet permanent. Sedangkan motornya bergerak sesuai dengan input pulsa yang diberikan oleh komputer, sehingga tidak membutuhkan input feedback sebagai alat kontrol karena menerapkan metoda open loop. Oleh karena itu sistem motor stepper ini lebih murah dan digunakan untuk kebutuhan torsi rendah tetapi memiliki kecepatan putar yang tinggi.


Sistem antena ini dikembangkan oleh para peneliti Pusteksat untuk mendukung kinerja sistem Ruas Bumi dalam melakukan fungsi Telemetry Tracking dan Command (TT&C). Test akurasi ini dilakukan dengan melakukan penjejakan (tracking) satelit DFS, IRS dan LAPAN-TUBSAT dan secara kontinu signal yang diperoleh cukup baik. Bahkan untuk satelit LAPAN-TUBSAT diperoleh signal sebesar -58.5 dBm di atas signal treshold -70 dBm serta dapat diperoleh data payloadnya. (data video). (lapan)


THINK BIG WITH SMALL

| comments

Transformasi Teknologi Pada Satelit Kecil ( Small Satellite )



Perkembangan teknologi satelit saat ini telah bergerak maju sangat cepat dengan perubahan paradigma pembuatan satelit dari berorientasi berat (masa) dimana hanya satelit yang berukuran besar dapat membawa fungsi aplikasi besar dan kompleks.
Tetapi dengan perkembangan teknologi microelectronics, baterey, solar panel juga imigrasi teknologi hardware dengan mengembangkan software maka saat ini telah banyak dibuat satelit KECIL berkemampuan BESAR. Perubahan dalam 5 (lima) tahun ke depan akan sangat terlihat karena dilakukan beberapa langkah perubahan besar seperti:
1. Peningkatan fungsi aplikasi satelit mikro (Micro-satellite)
2. Sistem optic yang compact pada satelit kecil (small-satellite)
3. Star sensor yang dapat digunakan pada satelit Pico (Pico-satellite)
4. Peningkatan kecepatan data (data rate) dengan menggunakan Directional Antenna.
5. Penggunaan konstelasi satelit nano (Nano sa-satellite) untuk komunikasi
6. Sistem On board yang handal dengan menggunakan komponen COTS
Sehingga beberapa peningkatan fungsi satelit yang dulu hanya dapat dilakukan oleh satelit berukuran besar telah dapat ditransformasi hanya dengan menggunakan satelit kecil. Beberapa fungsi yang dapat dilakukan adalah:
1. Earth Observation: karena perkembangan sistem elektro optic.
a. Aplikasi pengamatan bumi dengan kamera resolusi 2,5 meter pada satelit mikro
b. Aplikasi pengamatan bumi dengan kamera resolusi 5 meter pada satelit nano.
c. Aplikasi pengamatan bumi dengan kamera resolusi 10 meter pada satelit pico.
2. Store and forward communications
a. Peningkatan data rate menggunakan nadir pointing
b. Power yang rendah untuk komunikasi terrestrial antar buoy di laut, migratory animal dan balloons.
Satelit kecil yang sangat kental dengan hanya dapat digunakan sebagai satelit eksperimen saja, maka saat ini telah mengarah pada pembuatan satelit kecil untuk melakukan misi besar secara operasional untuk misi seperti; earth observation, science, telecommunication, navigation. Contoh Evolusi yang terjadi pada satelit kecil ini adalah:
1. ISRO dengan IMS-1 dan IMS-2; Merupakan kelas satelit kecil (small satellite) untuk observasi bumi.
2. ESA dengan PROBA (project for onboard autonomy)
3. ESA dengan SMART-1 yang dibuat untuk mencapai Lunar Orbit
4. CNES-ESA COROT; satelit untuk pengamatan planet
5. ESA mengembangkan satelit kecil untuk GEO telecommunication satellite.
Trend perkembangan teknologi satelit 5 sampai 10 tahun ke depan adalah pengembangan satelit yang menerapkan teknologi Miniaturisation dan teknologi Micro-Electrical-Mechanical Systems (MEMs) yang memungkinkan peningkatan kapabilitas dan kemampuan penerapan aplikasi dan operasional kelas satelit kecil (small satellite). (lapan)

Kerjasama Indonesia-China Dalam Pengembangan Teknologi Antariksa

| comments


Kerjasama Indonesia-China dalam pengembangan teknologi antariksa terus bergulir tidak hanya dalam hal pelaksanaan kegiatan pendidikan space technology yang sudah berjalan seperti melalui program master graduate MASTA atau beberapa training bidang satelit seperti GNSS training dll. Peningkatan kerjasama ini terus akan ditingkatkan terutama dengan LAPAN sebagai institusi bidang pengembangan teknologi antariksa. Beberapa kerjasama yang sedang dibahas adalah kemungkinan menggunakan roket peluncur China untuk peluncuran satelit LAPAN dan beberapa training operasi TT&C roket dan satelit. .

Kegiatan pendampingan dalam operasi TT&C satelit COMPASS yang peluncurannya melalui wilayah territorial Indonesia juga dilakukan secara bersama dengan Indonesia. Kegiatan yang telah berlangsung sejak tahun 2007 ini telah melakukan 6 kali operasi misi. Kegiatan operasi 2012 ini melibatkan tim teknis (LAPAN dan BPPT) serta tim keamanan kelautan dan pertahanan atau security officer (Angkatan Laut, Dephan dan Dep. Perhubunngan) yang juga diikuti oleh wakil dari Kedutaan China.

Waktu kegiatan operasionalisasi Kapal Instrumentasi Yuanwang 6 ini adalah selama lima hari yaitu dari tanggal 26 April – 1 Mei 2012. Tugas utama adalah pengawasan seluruh kegiatan operasi MV. Yuanwang-6 di perairan Laut Banda, dalam rangka aktifitas mendukung Space Tracking, Telemetry and Control (TT&C) sistem satelit navigasi COMPASS China ke11 dan 12 yang dibawa oleh Roket CZ-3B / LM-3B milik Pemerintah China.. (lapanrb)
 
Support : Creating Website | Dodie | Space Techno Informasi
Copyright © 2013. Space Techno Information - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Space Techno Informasi
Proudly powered by Space Techno Informasi